Pembunuhan itu terjadi di sekitar pertengahan tahun 1996 yang tidak jauh dari rumahku. Saat pembunuhan itu terjadi di waktu tengah malam dimana manusia sedang mencari mimpi indah di lamunan tidurnya. Sungguh, sebuah peristiwa yang mengemparkan di desa kami. Tapi bukan pembunuhan ini yang meresahkan warga sekitar, melainkan adalah teror-teror hantu bergentayangan yang sempat membuat warga ketakutan.
Memang sangat tidak lazim kalau kita langsung menghubungkan hantu-hantu yang bergentayangan adalah dari arwah korban pembunuhan. Namun hal ini tidak dapat dielakkan, meski tidak mempunyai bukti-bukti yang akurat, tapi menurut kesaksian warga yang sempat melihat perwujudan itu memang tidak lain adalah arwah korban pembunuhan itu.
Fenomena penampakan ini sempat menarik perhatian dari berbagai media publik, bahkan reporter dari televisi swasta sempat datang meliput. Semenjak dari pembunuhan itu, desa kami mulai resah dari berbagai penampakan, terutama di rumah korban. Sering kali terdengar isak tangis yang tidak jelas sumbernya dari rumah itu, Bahkan sering diganggu apabila melewati rumah itu sendirian.
Yang lebih menakutkan adalah sampai di siang hari penampakan itu pernah terjadi, begini ceritanya. Pernah dua orang yang lagi cari kayu bakar di hutan, setelah siap terkumpul kayu bakarnya, lalu dua orang ini pun beranjak pulang.
Memang dari pertama masuk ke hutan, kedua orang ini sudah merasakan ada sesuatu yang mengikuti, tapi tidak tahu apa itu. Setelah pas melewati di depan rumah itu, kedua orang ini sempat menyaksikan kelima arwah itu sedang berdiri di depan rumahnya.
Tentu dengan penampakan itu pasti membuat kedua orang ini ketakutan dan sempat menjerit histeris, saat didatangi warga yang mendengar jeritan kedua orang ini. Lalu kedua orang ini bercerita bahwa tadi kami melihat kelima hantu itu berdiri di depan rumahnya dengan sekujur tubuh yang hancur dan penuh darah.
Dan lain pula atas pengakuan dari warga yang satu ini, kita panggil saja Madi sebagai nama samarannya. "Iya, saat itu aku lagi sakit perlu, kira-kira waktu sekitar jam 8 malam. Memang takut kalau membayangkan didatangi oleh namanya hantu, Sedangkan tandas diluar, mau gimana? Apalagi perut lagi sakit. Setelah lagi asyik-asyik membuang hajat (Maaf), aku dikejutkan oleh suara cekikikan yang sangat mengerikan.
Tentu bulu kuduk aku langsung berdiri seketika itu, merasa itu pasti hantu yang sering diceritakan oleh warga sekitar. Aku langsung keluar dari tandas, tapi ternyata kelima hantu itu sudah di depan tandas dengan muka yang sangat menakutkan, sempat aku menjerit sekeras-kerasnya lalu pingsan ditempat." Tutur Madi dengan muka agak malu.
Dan ada pula kesaksian dari pemuda yang berjaga malam (Ronda). "Benar, saat itu kami berempat sempat berkeliling dari rumah warga satu persatu, memang, walau tidak pernah berjumpa langsung dengan hantu yang sering diceritakan oleh warga. Tapi malam itu menjadikan malam yang membuktikan kalau hantu-hantu itu benar-benar ada.
Setelah kami berkeliling pas didepan rumah korban, kami berempat dikejutkan oleh suara isak tangis di dalam rumah korban itu. Merasa sudah menjadi kewajiban kami sebagai ronda malam, kami berempat mendekati rumah itu. Setelah kami berempat mengintip dari lubang jendela, busyet..ternyata kelima hantu itu sedang berdiri sambil menangis. dengan keadaan seperti itu, tentu membuat kami mengambil langkah seribu." Ujar dari salah satu pemuda itu.
Kejadian demi kejadian selalu menhantui desa kami, dan sampai sekarang masih ada walau jarang sudah dengan penampakan, tapi kalau suara isak tangis itu masih tetap ada dengan malam-malam tertentu. Entahlah dengan geragat ini. Percaya atau tidak itu tergantung pembaca. Mari kita beralih ke kisah pembunuhannya, sebetulnya pembunuhan sadis ini adalah pamannya sendiri, mengapa begitu?
Begini ceritanya. Kekayaan yang diperoleh korban ini sebetulnya adalah hasil jual tanah dari pamannya (Tersangka). Lalu dengan uang hasil jual tanah itu dikelola oleh keponakannya buat berdagang. Alhasil dengan waktu yang relatif singkat keponakannya sudah memperoleh hidup yang cukup makmur, tapi setelah kaya.
Keponakan-keponakan dia mulai sombong dan suka menghina pamannya, terlebih adalah sering mengucapkan gunjingan-gunjingan yang semestinya tidak diperlukan. Mungkin karena alasan inilah membuat pamannya nekad menghabisi seisi keluarganya. Sampai detik ini aku juga tidak tahu pasti. Tapi mengenai kisah di atas adalah sumber kisah nyata.
Penulis: Keneldi
Terkait:
Advertisement